PENDHULUAN
Penipisan cadangan minyak
nasional akan menempatkan Indonesia sebagai negara pengimpor sumber daya
energi ini dalam waktu dekat. Salah satu sektor penting yang sangat
berpengaruh terhadap penggunaan bahan bakar minyak adalah bangunan,
umumnya mengonsumsi BBM dalam bentuk energi listrik sekitar 30-60 persen
dari total konsumsi BBM di suatu negara.
Untuk kawasan tropis, penggunaan energi
bahan bakar minyak (BBM) dan listrik umumnya lebih rendah dibandingkan
dengan negara di kawasan sub- tropis yang dapat mencapai 60 persen dari
total konsumsi energi. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan pemanas ruang
di sebagian besar bangunan saat musim dingin. Sementara di kawasan
tropis, pendingin ruang (AC) hanya digunakan sejumlah kecil bangunan.
Meskipun demikian, penghematan energi di sektor bangunan di wilayah
tropis semacam Indonesia tetap akan memberikan kontribusi besar terhadap
penurunan konsumsi energi secara nasional.
Bangunan merupakan penyaring faktor
alamiah penyebab ketidaknyamanan, seperti hujan, terik matahari, angin
kencang, dan udara panas tropis, agar tidak masuk ke dalam bangunan.
Udara luar yang panas dimodifikasi bangunan dengan bantuan AC menjadi
udara dingin. Dalam hal ini dibutuhkan energi listrik untuk menggerakkan
mesin AC. Demikian juga halnya bagi penerangan malam hari atau ketika
langit mendung, diperlukan energi listrik untuk lampu penerang.
Penghematan energi melalui rancangan
bangunan mengarah pada penghematan penggunaan listrik, baik bagi
pendinginan udara, penerangan buatan, maupun peralatan listrik lain.
Dengan strategi perancangan tertentu, bangunan dapat memodifikasi iklim
luar yang tidak nyaman menjadi iklim ruang yang nyaman tanpa banyak
mengonsumsi energi listrik. Kebutuhan energi per kapita dan nasional
dapat ditekan jika secara nasional bangunan dirancang dengan konsep
hemat energi.
BANGUNAN HEMAT ENERGI
Green construction atau konstruksi hijau
adalah sebuah gerakan berkelanjutan yang mencita-citakan terciptanya
konstruksi dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemakaian produk
konstruksi yang ramah lingkungan, efisien dalam pemakaian energi dan
sumber daya, serta berbiaya rendah. Gerakan konstruksi hijau ini juga
identik dengan sustainbilitas yang mengedepankan keseimbangan antara
keuntungan jangka pendek terhadap resiko jangka panjang, dengan bentuk
usaha saat ini yang tidak merusak kesehatan, keamanan dan kesejahteraan
masa depan. Perencanaan konstruksi hijau ini menghasilkan desain
sistem bangunan yang effisien dalam menggunakan energi, menggunakan
material yang dapat diperbaharui, didaur ulang, dan digunakan kembali
serta mendukung konsep efisiensi energi.
Pemilihan material yang dapat
diperbaharui, di daur ulang dan digunakan kembali diharapkan dapat
meninggalkan jejak yang sesedikit mungkin pada lingkungan. Semua konsep
keberpihakan terhadap lingkungan tersebut juga mempertimbangkan
efektivitas biaya dan kemudahan pemeliharaan, sehingga memberikan
keuntungan bagi para stake holder proses konstruksi tersebut. Aplikasi
dari konstruksi hijau pada tahap perencanaan terlihat pada beberapa
desain konstruksi yang memperoleh award sebagai desain bangunan yang
hemat energi, dimana sistem bangunan yang didesain dapat mengurangi
pemakaian listrik untuk pencahayaan dan tata udara. Selain itu berbagai
terobosan baru dalam dunia konstruksi juga memperkenalkan berbagai
material struktur yang saat ini menggunakan limbah sebagai salah satu
komponennya, seperti pemakaian fly ash, silica fume pada beton siap
pakai dan beton pra cetak. Selain itu terobosan sistem pelaksanaan
konstruksi juga memperkenalkan material yang mengurangi ketergantungan
dunia konstruksi pada pemakaian material kayu sebagai perancah.
Di Indonesia sendiri memiliki standar-standar yang harus ada dalam bangunan hemat energi, yaitu:
- SNI 6389:2011, Konservasi energi selubung bangunan pada bangunan gedung.
- SNI 6390:2011, Konservasi energi tata udara bangunan gedung.
- SNI 6197:2011, Konservasi energi pada sistem pencahayaan.
- SNI 6196:2011, Prosedur audit energi pada bangunan gedung.
GEDUNG HEMAT ENERGI DI DUNIA
1. PEARL RIVER TOWER
Pearl River Tower yang berdiri kokoh di
Guangzhou, China, disebut sebagai salah satu arsitektur paling hemat
energi di dunia. Dirancang oleh sebuah perusahaan yang berbasis di
Chicago, Skidmore, Owings & Merrill (SOM), tujuan awal dari desain
Pearl River Tower adalah untuk membangun sebuah gedung hemat energi.

Bangunan megah itu mengonsumsi energi 60%
lebih sedikit dari bangunan dengan ukuran serupa. Pearl River Tower
memanfaatkan angin untuk memenuhi kebutuhan energinya, yang mengarahkan
angin ke empat bukaan di lantai mekanik bangunan tersebut.
Selain mengemudikan turbin, angin yang ditarik juga diarahkan seluruh sistem ventilasi menara.
Panel surya skala besar dipasang pada
bangunan fasad untuk menghasilkan energi dari sinar matahari. Penggunaan
pencahayaan alami dimaksimalkan melalui kontrol yang merespon terhadap
cahaya dan diintegrasikan ke dalam sistem tirai otomatis. Tirai itu
sendiri dilengkapi dengan sel fotovoltaik, jadi bahkan ketika tirai
ditutup, energi matahari masih tetap dapat dipanen.
2. KIKO HOUSE
Kiko House, rumah tinggal
dengan konsep hemat energi yang praktis ini terletak di Tyrol, Austria,
dengan luas total 2583 m2. Pemiliknya yaitu sebuah keluarga kecil
dengan 2 putri menginginkan konsep yang berbeda untuk rumah mereka ini.
Pasangan suami istri ini menginginkan rumah yang terbuka antara interior
dan eksteriornya, sedangkan kedua putrinya memimpikan rumah dengan
sebuah menara tinggi untuk kamar tidurnya. Maka hasil akhirnya, sebuah
rumah dua lantai dengan pemandangan terbuka ke taman yang luas.

Rumah terbagi menjadi 2 bagian, bagian
pertama merupakan living area terletak di tengah dan dua boks hijau yang
berfungsi sebagai garasi dan ruangan kosong diletakkan di luar bangunan
utama. Ruangan utama terdiri dari lantai 1 yang merupakan area publik
seperti meja makan dan dapur, lantai ke dua terdiri dari kamar tidur dan
kamar anak yang mengelilingi sebuah ruang kerja dengan pemandangan
langsung ke jalan.

Yang unik adalah dibuatnya 2 buah
gelembung transparan yang kemudian diisi dengan kursi gantun yang bisa
berputar untuk tempat duduk anak-anak. Bukaan di seluruh bagian rumah
memungkinkan pemilik bisa mengakses pemandangan dari berbagai sudut
rumah. Sebagai tambahan, rumah ini menyimpan banyak energi akibat
melimpahnya pencahayaan dan penghawaan alami yang ada.


3. BAHRAIN WORLD TRADE CENTER
Bahrain World Center atau Bahrain WTC, berlokasi di Al-Manamah, Bahrain, dengan arsitek Shaun Killa (Atkins).

Keunikan desain dari bangunan ini adalah
penggunaan Green Technology. Arsiteknya yaitu Shaun Killa. Dia
terinspirasi dari bentukkan layar kapal tradisional, dan pemanfaatan
energi angin untuk dapat berlayar. Inspirasi tersebut membuat Killla
mendapatkan ide untuk konsep bangunannya. Penerapan konsep pada bangunan
ini terlihat pada desain bangunan yaitu 2 skyscrapers yang menyerupai
dua layar kapal yang mengembang. Skycrapers tersebut dihubungkan dengan 3
jembatan yang berfungsi juga sebagai pemegang wind turbin.


Bentukkan skyscrapers mengarahkan angin
menuju wind turbin. Wind turbin akan menangkap energi angin merubahnya
menjadi energi listrik. Untuk dapat menerapkan konsep tersebut Killa
mencari lokasi yang tepat. Desain jembatan menjadi perhatian dalam
bangunan ini, disebabkan jembatan menerima getaran dari wind turbin.
Killa juga mendesain facade bangunan dengan menggunakan double glass
untuk memperkecil beban AC.

http://finifio.wordpress.com/